Sejarah Desa Cijeruk, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap

 



Desa Cijeruk merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Secara geografis, desa ini terletak di kawasan perbukitan kaki Gunung Selok dan berada dalam wilayah pegunungan yang masih lebat dengan vegetasi hutan. Nama "Cijeruk" berasal dari kata dalam bahasa Sunda, yaitu "Ci" yang berarti air atau mata air, dan "Jeruk" yang merujuk pada jenis pohon jeruk liar yang dahulu banyak tumbuh di sekitar sumber mata air desa ini. Maka dari itu, Cijeruk bisa diartikan sebagai "mata air yang dikelilingi pohon jeruk".

Konon, Desa Cijeruk telah dihuni sejak zaman Mataram Islam, dan merupakan bagian dari jalur pelarian para pejuang serta santri yang menyingkir ke wilayah pegunungan untuk menghindari penangkapan oleh kolonial Belanda. Beberapa tokoh masyarakat menyebutkan bahwa cikal bakal desa ini berasal dari rombongan yang dipimpin oleh seorang tokoh bernama Ki Juru atau Ki Cijeruk, yang membuka lahan pertanian di sekitar sumber air dan membentuk komunitas kecil berbasis gotong royong dan pertanian subsisten.

Seiring waktu, desa ini berkembang dengan pola permukiman yang mengikuti aliran air dan lereng bukit. Tradisi dan adat istiadat masyarakat Cijeruk masih sangat kental hingga saat ini, termasuk dalam hal pertanian, ritual sedekah bumi, serta tata nilai sosial yang menjunjung tinggi musyawarah dan mufakat.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, Desa Cijeruk resmi masuk dalam administrasi Kecamatan Dayeuhluhur. Pembangunan infrastruktur dasar mulai diperkenalkan, seperti jalan desa, jembatan gantung, serta sekolah dasar. Meski masih tergolong sebagai desa dengan tantangan geografis, masyarakat Cijeruk dikenal tangguh, religius, dan sangat menjaga kearifan lokal.

Hingga kini, Desa Cijeruk tetap mempertahankan identitasnya sebagai desa yang asri, penuh kekayaan alam, dan kuat dalam tradisi. Warga desa banyak menggantungkan hidup dari bertani, berkebun, dan sebagian mulai mengembangkan potensi wisata alam dan budaya yang berbasis masyarakat.